Sering kali pertanyaan ini terlontar
tanpa diundang, mari kita temukan jawabannya.
Karena kita kurang pandai mensyukuri
nikmat, apa yang kau anggap baik buatmu belum tentu itu baik buatmu dan
begitupun sebaliknya, apa yang kau anggap buruk buatmu bisa jadi itu justru baik
buatmu.
Bisa jadi sekarang rumput tetangga
nampak hijau dalam pandanganmu, tetapi ketika kau dekati, kau cari tau lebih dalam,
ternyata hijaunya adalah palsu. Hanya yang baik-baik saja yang ditampakkan
kepada kita, padahal menilai baik tidaknya seseorang itu bukan hanya dari yang
dilihat tetapi dari keseluruhan orang itu, semuanya masuk dalam hal yang kita
pahami, baru kita bisa menilai dia baik atau buruk.
Kalau kamu penggemar Naruto, kamu pasti tau Uchiha Itachi, dia ninja super jenius yang dicap sebagai ninja pengkhianat dan kejam. Padahal pemikirannya ketika kecil itu sudah sekelas pemikiran Hokage (pemimpin Desa Konoha), Hokage
memiliki kewajiban melindungi seluruh desa, desa brada di atas segalanya (seperti cinta pada Negeri), semua yang dia lakukan adalah untuk menjaga keutuhan desanya (tempat berkumpulnya beragam klan tanpa adanya pertikaian), Itachi bisa mati dengan tersenyum.
Apa yang kita miliki itulah rejeki
kita yang harus disyukuri, dengan syukur nikmat akan bertambah. Karena kepuasan
bukan dari sedikit dan banyaknya, kepuasan itu dari nikmat yang diperoleh. Satu
piring nasi begitu nikmat ketika lapar, 2 piring nasi kenikamatannya akan
berkurang karena adanya rasa kenyang. Berpisah memang perlu untuk menghadirkan
kerinduan, bertengkarpun perlu untuk menghadirkan kembali kemesraan, tetapi
tidak harus dengan berpisah dan bertengkar kan ? Kenapa harus mengejar yang
tidak pasti ? Ingin hasil yang lebih baik ? Bagaimana jika hasilnya tidak
sesuai harapan ? Kamu menjawab "itu resiko", bagaimana jika resikonya adalah kematianmu ? Kamu menjawab "aku tidak akan pernah menyesal", aku jawab "coba aja kalau gitu, monggo".
Jadi apa yang kita miliki dialah yang
sudah lebih kita kenal daripada hal apapun yang belum kita miliki, jangan
sampai yang kita miliki terlepas dari tangan kita. Kebanyakan yang terlepas
tidak akan pernah kembali lagi, dan penyesalan ketika yang kita sesali tidak
pernah lagi kembali adalah penyesalan yang sangat sia-sia.
Karena itu dikatakan bahwa “rumput gue
lebih asik dari tetangga” - iklan LA, yang tergoda sama rumput tetangga bakal
jadi santapan Singa.
No comments:
Post a Comment