Sunday, September 6, 2015

Menanggapi Sebuah Pemberian



Menerima sebuah pemberian, realitas wajar yang sering terjadi untuk menumbuhkan rasa cinta selain dengan bertegur sapa. Terkadang seseorang memiliki sebuah prinsip tidak akan menerima sesuatu apapun dari orang lain selagi dia bisa memenuhi kebutuhannya dengan hasil keringatnya sendiri. Ada pula yang menjadikan berharap terhadap pemberian orang lain sebagai profesinya, memilih bermalas-malasan dan menggantungkan hidupnya pada profesi ini.

Kodrat manusia yang memiliki sifat ketidaksempurnaan, memaksanya untuk saling berbagi dan saling melengkapi. Sikap yang tepat dalam menanggapi sebuah pemberian harus ditentukan, untuk itu perlu diketahui apa yang kamu inginkan ketika kamu memberikan sesuatu kepada orang lain ? apa yang bisa membuat kamu senang ?

Coba kamu bayangkan ketika kamu memiliki satu Kotak Nasi Ayam Suroboyo dalam kondisi kenyang. Seperti dalam Hukum Gossen I tentang hukum tambahan hasil yang semakin berkurang, yaitu kepuasan seseorang terhadap sesuatu akan berkurang, ketika orang tersebut menerima sesuatu yang sama, di saat dia telah mendapatkan kepuasan maksimal dari sesuatu itu. Makan Nasi Ayam Suroboyo ketika lapar memiliki nilai kepuasan 5, memakannya dalam kondisi kenyang hanya akan memberikan nilai kepuasan 2 atau bisa jadi kurang dari itu.

Dalam suatu perjalanan, kamu melihat seseorang pincang, kurus, dan berjalan ngesot sedang menyeberang jalan, kamu memutuskan berhenti dan memberikan nasi kotakmu padanya. Senyuman nampak, dengan logat keras tetapi tidak begitu jelas terdengar terima kasih diucapkan padamu. Lalu kamu melanjutkan perjalananmu, sebelum itu ada rasa penasaran yang ingin kamu puaskan, memperhatikan seseorang yang menerima kotak nasi darimu melalui spion motor. Rasa penasaran itu sangat terobati, nasi kotak yang kamu berikan disambut dengan penuh suka cita, bisa jadi nilai kepuasannya 8 atau bahkan lebih, senyuman tergambar dalam wajahmu, dalam hati kamu mengatakan betapa indahnya berbagi. Sesaat dalam melanjutkan perjalananmu, kamu teringat sebotol 600ml air mineral dalam tasmu, kamu bertanya pada dirimu sendiri “kenapa tidak kuberikan juga air minumku ? bagaimana jika dia haus ?“. Namun jarak yang kamu tempuh telah cukup jauh dan tidak memungkinkan untuk kembali. Kamu hanya bisa berharap dalam kisah berbagimu di lain waktu kamu tidak akan melupakan air minum sebagai bagian dari makanan.

Pernah juga kan ketika lebaran kamu menantikan camilan yang paling kamu sukai di rumah nenekmu ? Camilan itu akan selalu ada di sana karena nenekmu tau kamu sangat menyukainya, bahkan nenekmu menyediakan stok persediaan khusus untukmu. Super special bukan ? Itulah deskripsi singkat tentang pemberian, yang kamu inginkan dan yang membuat kamu senang ketika kamu memberikan sesuatu adalah melihat orang yang kamu beri merasa senang atas pemberian kamu. Meskipun apa yang kamu berikan adalah sesuatu yang biasa bagimu, seolah berkah luar biasa baginya. Yang kamu inginkan dan yang membuat kamu senang itulah yang membuatmu ingin memberi lebih, lagi dan lagi.

Begitulah menanggapi pemberian dari orang lain namun bukan sebagai profesi karena tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah, kata Pak Harfan dalam film Laskar Pelangi “jangan pernah menyerah, hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya dan bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya”.

No comments:

Post a Comment